Tertarik pada judul sebuah film layar lebar, saya jadi latah main copas alias copy paste seperti kebanyakan pengguna komputer saat ini. Mau itu serial number atau CD Key sebuah aplikasi berbayar kek. Ataupun blog menawan milik salah seorang sebangsa dan setanah air kek. Atau bahkan kode sumber (source code) sebuah aplikasi yang dibuat dengan bersusah-payah dalam kurun waktu yang cukup panjang. Copas! Kebiasaan yang barangkali sudah mendarah-daging (semoga saja saya kelirru). Hah.... itu mah nggak cuma di Ciamis. Tapi "penyakit" nasional.
Aneh juga rasanya membicarakan tempat dimana kita sendiri berdomisili disana. Salah-salah dianggap sara. Jangan-jangan dianggap tidak nasionalis. Lha? Kalo dimana-mana ada "luka", Jika di setiap sudut ada "lubang"-nya, apa kita tetap berdiam diri saja? Saya.... jujur saja ogah bersikap begitu. Negatif thinking-nya, jangan-jangan anak saya ketularan "luka" yang dimana-mana itu tadi. Negatif Hearting-nya, jangan-jangan anak saya kejeblos "lubang" yang di setiap sudut itu tadi. Hah! ya lebih baik prepare dong.
Konteksnya adalah bahwa zona Teknologi Informasi dan Komunikasi itu sebenarnya cukup fleksibel koq. Mengapa kita harus jadi PENCURI kalau ada yang gratis dan halal? Kenapa harus NYOLONG serial number, CD Key, source code, jika ada yang rela memberikan secara cuma-cuma? Lucunya.... (nah ini nih) salah seorang sahabat bahkan bangga (tapi saya yakin koq jika hati kecilnya tidak demikian) dengan mengatakan, "mau bajak kek... mau nyolong kek.... nggak apa, yang penting gue bisa ngoprek!" Wuaduh...! Repot juga tuch.
Di "benua" lain yang masih berada dalam wilayah Ciamis dan sekitarnya, yang katanya "susah" mempelajari Sistem Operasi "gratisan" ini, ternyata untuk teknologi yang lebih rumit bin njlimet, mereka menggunakan (setidaknya dengan platform dasar) Sistem Operasi "gratisan" yang saya sebutkan tadi. Kalau tidak salah sih untuk urusan bandwitch controller gitu. Atau mungkin juga soal system security.
Punten pisan ya kang ..... saya ndak pernah lho "makan" bangku sekolahan ICT. Otak saya ndak bakalan nyampe. Sampeyan (pakai bahasa "jerman" sedikit ah) yang ada di sekeliling saya jauh lebih pintar dari saya, baik secara knowledge maupun lainnya. Dari sharing-sharing sambil lalu, baik langsung maupun via chating saya paham itu. Anehnya, mengapa ICT yang beredar di instansi-instansi (perangkat lunak khususnya), lebih dari 90% datang dari luar Ciamis?
Alhamdulillah..... saya berkesempatan kenal dengan salah seorang staff ICT di salah satu sekolah negeri, wuaduh... dibandingkan beliau, saya bukan apa-apa. Trus..... ada juga mantan pengajar yang punya bisnis bidang ICT, beuh! hebat pisan dia. belum lagi sang otodidaks yang putera daerah tapi justru doyan advonturir ke Indonesia Timur, ada apa gerangan? Ada lagi sang perkasa yang lebih senang berdiam diri di "menara gading"-nya di ujung banjar sana. Wualah! sangat banyak sebenarnya "permata" di Ciamis ini yang lucunya (sekali lagi semoga saya yang salah) jalan sendiri-sendiri di ladang-ladang orang lain. Atau jangan-jangan mereka yang bikin circle crops di Sleman sana? hehe......
Ya ya ya..... alangkah lucunya ICT di zona Ciamis ini. Namun demikian saya tetap berharap anak-anak saya dapat menauladani mereka yang saya sebutkan tadi, tetapi tidak "bersembunyi" seperti mereka. Semoga putera-putera daerah kelak dapat dan mau mengeksplor Open Source Software and GNU GPL demi mengikis pembajakkan perangkat lunak dan menghargai HAKI sebagai hakekat kreatifitas.
Kind Regards,