Masih di bulan Syawal….. ada baiknya kita sama-sama menyelaraskan konteks halal-haram. Judul asli tulisan ini adalah “MALING MALING INTELEKTUAL” yang sedianya saya upload di bulan Ramadhan 1432 kemarin. Entah karena apa, pada akhirnya tulisan itu hanya saya simpan sebagai draft saja. Saya sendiri terus berpikir dan membaca berbagai literatur mengenai halal-haram ini, sembari berkontemplasi mengeai perjalanan hidup saya di ciamis ini. Ada banyak hal – berupa pengalaman spiritual – yang saya yakin tidak atau belum dialami oleh sahabat-sahabat saya di sini. Dan karena page (halaman) ini melulu soal Teknologi informasi, maka sudut pandang saya juga soal Teknologi Informasi. Terlepas dari persoalan tekhnis!
Karena sebagian besar sahabat saya masih menggunakan Sistem Operasi Windows “bajakan” maka saya – dengan segala kerendahan hati – menganjurkan anda untuk SEGERA BERMIGRASI! Kenapa? Jujur saja saya akan sangat menyayangkan apabila do’a-do’a anda tidak diijabah oleh Allah SWT. Hwalah……. Apa hubungannya? Hehe… saya juga pemula bung! Dengan keinginan-keinginan kita, harapan, impian…. Tidak kebetulan kalau “MENCURI” termasuk salah satu dari 10 Dosa Besar (Referensi: Tilawah Ustadz Yusuf Mansyur dan buku Do’a-Do’a yang dikabulkan Allah SWT.).
Tadinya saya tidak berpikir sampai kesana (karena saya sendiri sudah lama tidak menggunakan sistem operasi Windows). Konsentrasi saya lebih ke anak-anak saya, ke calon penerus bangsa. Bagaimana mungkin mereka “terbebas” dari pembajakan software (perangkat lunak) jika orangtua mereka dan guru-guru mereka mengajari mereka dengan “perkakas” bajakan. Mustahil!
Coba simak ini:
mengutip hasil survei International Data Corporatioan (IDC) mengenai Global Software Piracy Study 2008, menyebutkan, tingkat pembajakan software di Indonesia naik satu persen dari tahun sebelumnya menjadi 85 persen pada 2008. Dari 110 negara yang disurvei IDC, Indonesia berada di peringkat 12. "Akibatnya, Indonesia kehilangan potensi pendapatan sebesar 544 juta dolar AS atau lebih Rp 5 miliar per tahun," tutur Fadil.
(sumber: http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=58589:pembajakan-software-di-indonesia-memprihatinkan&catid=59:kriminal-a-hukum&Itemid=91)
Antara tahun 2009 hingga 2010, terjadi peningkatan penginstalan software tanpa lisensi di komputer pribadi (PC) sebesar satu persen di Indonesia. Peningkatan tersebut membuat jumlah program bajakan yang diinstal di PC menjadi 86%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan kalau nyaris semua orang di Indonesia menggunakan program bajakan. Nilai komersial software illegal ini mencapai USD886 juta.
(sumber: http://chip.co.id/articles/news/2010/05/14/tingkat-pembajakan-software-di-indonesia-masih-tinggi/)
Yups! Hal itu terjadi bukan karena apa-apa, tetapi lebih disebabkan karena mereka cenderung MENCONTOH PENDAHULU mereka. Perhatikan Warnet-warnet yang ada disekeliling kita? Windows kan? Personal Komputer yang anda beli? Windows juga kan? Laptop yang anda konsumsi dan yang sebenarnya sudah terinstalasi sistem operasi Linux, dengan sengaja anda ganti dengan sistem operasi Windows kan? Lha… itu memang bukan urusan saya, itu HAK ANDA SEPENUHNYA!
Tetapi, kembali kesoal Tauhid (bukan sok tau nih – karena saya sendiri sampai saat ini masih mendiskusikan hal ini dengan ustadz-ustadz saya dan para ulama yang saya kenal – mengenai keabsahan ibadah-ibadah kita dan pencapaian optimal dari hasil ikhtiar kita, jika dengan “asesories” bajakan dimungkinkan atau tidak?
Bahasa saya adalah; jika selama ini anda merasa ibadah anda sudah “top” (versi anda sendiri) tetapi hasil ikhtiar anda belum optimal, nggak ada salahnya kan mencoba bermigrasi ke LINUX yang jelas-jelas GRATIS! Dan jika ternyata terjadi perubahan – Insya Allah – hehe... silahkan deh bertestimoni di Bengkel Sedekah. Ya.... bukan tidak mungkin kalau yang mengganjal optimalitas ikhtiar kita justru karena kita menggunakan software bajakan. Apalagi jika keseharian (kerja) kita memang memanfaatkan teknologi (komputer khususnya). Analoginya adalah: jika hasil kerja anda saya akui sebagai hasil kerja saya, anda rela nggak? Saya yakin jawaban anda pasti TIDAK. Nah begitu juga halnya dengan para developer aplikasi komersil (yang kebanyakan berjalan pada sistem operasi windows). Wong maksudnya membuat sebuah aplikasi untuk dijual koq malah kita curi (bajak).
Sudahlah bung... buat apa kita mencuri kalau yang gratis ada. Dari yang saya alami, hampir semua aplikasi yang berjalan pada sistem operasi windows, ada persamaannya di Linux. Cuma BEDA NAMA. Seandainyapun mengalami kendala – dalam kitab suci saja kita diwajibkan untuk belajar – ya bertanyalah pada sahabat-sahabat kita yang memang lebih dulu tau soal Linux ini, lha wong nggak bayar juga koq, yang jelas ANDA TIDAK SENDIRIAN!
Akhirul kata, ada banyak tulisan-tulisan serupa dengan cara penyampaian yang berbeda, anda bisa browsing dan searching via internet. Barangkali saya hanya melengkapi lewat sudut pandang yang sedikit berbeda. Karena bisa saja tidak sampainya amalan-amalan dan ibadah kita, tidak optimalnya hasil ikhtiar kita, karena “hal sepele” yang sama sekali luput dari perhatian kita. Kalau sudah begitu, ayo RAME-RAME MIGRASI KE LINUX...........!?!