Minggu, 21 Juli 2013

Fedora 19 "Schrodinger's Cat (part 3 - Instalasi Web Server)


Sudah sering diulas bagaimana melakukan instalasi Web Server (LAMP) pada fedora. Namun untuk melengkapi tulisan-tulisan berikutnya, ada baiknya kita me-refresh sejenak apa yang telah kita ketahui. Dan tentu saja agar dapat kita implementasikan pada fedora 19 “Schrodinger's Cat” yang sekarang ini (pada saat tulisan ini dibuat).

Sebagaimana Window$ OS sebenarnya kita dapat juga melakukan instalasi Web Server ini dengan media Xampp atau Lamp Stack-nya Bitnami. Namun saya lebih suka mengerjakannya dengan “cara” fedora (terima-kasih kang Ibenk). Sip. Kita langsung ke TKP. Buka atau jalankan Terminal (Console) kemudian ketikkan perintah berikut ini:

yum -y install mysql mysql-server
Artinya: kita meminta fedora untuk “memasang” MySQL Server (database).

chkconfig mysqld on
Artinya: kita menghidupkan mysqld

service mysqld start
Artinya: Menjalankan service mysqld

service mysqld status
Artinya: Melihat status mysqld

mysql_secure_installation
Artinya: perintah ini menganjurkan kita untuk melakukan konfiggurasi keamanan basis data MySQL. Ikuti (isi) setiap pertanyaan yang diminta.

Setelah selesai, kita dapat langsung melakukan instalasi Apache Server dengan mengetikkan perintah sebagai berikut:

yum -y install httpd

Ingat, kebanyakkan program berbasis Web sering ditulis dalam bahasa PHP, sedangkan PHP tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya aplikasi server yang dalam hal ini adalah Apache. Ada baiknya kita juga mengenal HTML dan CSS (jika ingin mengeksplor lebih jauh PHP skilling. Hehe...).

Oke. Kita lewati dulu bab eksplorasi pengetahuan PHP, HTML, CSS dan Apache. Kita kembali ke topik awal, yaitu Instalasi LAMP. Berikut ini merupakan perintah untuk menghidupkan Apache:

chkconfig httpd on

selanjutnya kita instal PHP:

yum -y install php

Sip. Sekarang kita restart apache server dengan perintah:

service httpd restart

Jika sudah, coba kita ketikkan perintah: localhost pada browser kesayangan. Screenshot di bawah ini menunjukkan jika instalasi yang kita lakukan sudah berhasil.
Apache Server Sukses di eksekusi oleh Fedora


Kemudian ketik perintah seperti di bawah ini untuk mengetahui informasi PHP yang telah kita “pasang”.

vi /var/www/html/info.php

Vi adalah teks editor default selain gedit pada fedora. Kita dapat menggunakan teks editor lain jika masih merasa asing dengan vi ini. Misalnya nano (mudah-mudahan saya berkesempatan untuk membahas teks editor vi. Karena fiturnya yang sangat powerfull – menurut saya – namun membutuhkan sedikit perbedaan perintah dengan teks editor sejenis lainnya).

yum -y install nano

perintah vi /var/www/html/info.php akan sedikit berubah menjadi:

nano /var/www/html/info.php

Outputnya harus begini:
Tampilan Teks Editor Nano (blank)

  1. Ketikkan sesuai contoh yang ada
  2. Tekan dan tahan Ctrl pada keyboard anda, kemudian tekan huruf o (tekan y atau yes untuk konfirmasi persetujuan).
  3. Tekan dan tahan Ctrl pada keyboard anda, kemudian tekan huruf x (keluar dari teks editor nano).
 
Catatan:
  • kita harus menjadi super user (root) terlebih dulu untuk dapat mengedit perintah (ditandai dengan tanda pagar [#] pada terminal di komputer anda).

Kemudian, restart kembali apache anda:

service httpd restart

Ketik perintah berikut untuk “menghubungkan” PHP dan MySQL kita:

yum -y install php-mysql

Yups! Sekarang kita coba dengan mengetikkan perintah: localhost/info.php pada browser kesayangan
Informas PHP pada komputer kita


Sip. Selanjutnya kita tinggal melengkapi file-file yang dibutuhkan dan berhubungan dengan apache, PHP serta MySQL yang sudah kita instal. Lakukan dengan mengetikkan perintah berikut (copy paste juga boleh. Hehe.... ).

yum install php-mysql php-gd php-imap php-ldap php-odbc php-pear php-xml php-xmlrpc php-magickwand php-mbstring php-mcrypt php-mssql php-shout php-snmp php-soap php-tidy

Ups! Kelihatannya masih ada yang kurang. PhpMyAdmin, ada baiknya kita instal juga agar tidak repot mengetikkan tabel-tabel mysql via terminal.

yum -y install phpmyadmin

service httpd restart

Oke. Sekarang kita coba “menjalankannya” dengan mengetikkan perintah: localhost/phpmyadmin pada browser kesayangan (hehe....). Outputnya harus seperti ini:
Screenshot phpMyAdmin

sampai di sini, artinya kita sudah dapat mengerjakan (bereksplorasi) dengan aplikasi-aplikasi berbasis WEB dan CMS (Content Management System) yang kita miliki.

Satu lagi tambahan dari saya adalah “mengatur” jaringan via Webmin. Kita bisa mengunduhnya dari sini.

Klik kanan hasil unduhan, kemudian pilih Open With Software Install (dapat dilakukan secara offline). Setelah proses selesai, kita dapat langsung “menjalankan” via browser kesayangan dengan mengetikkan perintah: localhost:10000

Hasilnya akan seperti ini:
 Klik localhost.localdomain:10000  (tanda panah merah di atas)

Setelah melakukan beberapa klik lagi (sebagai langkah konfirmasi), kita akan “masuk” ke halaman awal dengan mengetikkan: root (pada username) dan Password_root_anda (pada Password) dan........ Yups! Inilah “penampakkan” webmin yang akan banyak “mempermudah pekerjaan” kita.


Halaman Awal Webmin

Akhirnya kita dapat bereksplorasi dengan memanfaatkan menu webmin yang ada di kolom sebelah kiri.
Webmin, System, Server..... semua merupakan Menu Utama yang dapat kita manfaatkan secara bijak.

Semoga bermanfaat.


Kind Regards,




Sabtu, 20 Juli 2013

Zorin OS (Mengenal Aplikasi-Aplikasi pada Linux)


Zorin OS yang konon mirip Window$ 7 ini, ujung-ujungnya juga satu keluarga dengan Ubuntu. Yang menarik, selain repository dari third party (pihak ketiga) sudah banyak yang di embended, adalah belum “diaktifkannya canonical pada settingan default. Selebihnya – saya rasa – sama saja dengan Ubuntu maupun Mint.

Barangkali karena itu pula kita tidak akan membahas fitur bawaan dari Zorin OS ini. Namun sebagai acuan, ada baiknya saya tampilkan desktop default Zorin OS pasca instalasi, sebagaimana tampak pada screenshot di bawah ini.
Desktop Zorin OS yang mirip dengan Window$ 7


Pemahaman kita pada “keluarga” Debian barangkali “lebih baik” tinimbang distro Linux lainnya. Debian, Ubuntu, dan Mint misalnya. Ketiga Distro tersebut hampir bisa dipastikan selalu berada pada 10 besar versi Distrowatch, minimal 5 tahun terakhir ini.

Debian, sepengetahuan saya sejak Debian 5 “Lenny” sampai Debian 7 “Wheezy” (yang sekarang) kembali “ramai” dan tampak sangat signifikan perkembangannya. Ubuntu, siapa yang tidak kenal pada distro Linux yang satu ini. Sempat menjadi “raja diraja” dalam kurun yang sangat lama pada Distrowatch. Sedangkan Mint, saat ini malah menduduki peringkat pertama, menyalip distro induknya, Ubuntu – yang saat ini kembali “membayangi” di peringkat kedua (menggeser pendatang baru, Mageia).

Menyusul fedora, OpenSUSE, Arch, dan lainnya. Zorin OS sendiri, pada saat tulisan ini dibuat, berada di posisi ke 12 (dua belas). Terlepas dari ke bhinekaan Distro Linux OS ini. Dan aplikasi-aplikasi standart yang biasanya sudah embended pada Installer Default (bawaan), kita akan berkenalan dengan beberapa aplikasi “tambahan” yang memiliki fitur setara dengan aplikasi komersil versi Window$.

Meskipun saya mengimplementasikannya via Zorin OS. Aplikasi-aplikasi yang akan kita ulas, kebanyakkan juga dapat berjalan dengan baik pada distro Linux lainnya.

Sound Converter:
sudo apt-get soundconverter

Sebuah Audio Converter yang cukup baik untuk urusan konversi file-file berformat Video menjadi Audio. Lihat Screenshotnya di bawah ini:
Kesederhanaan Tampilan soundconverter beda dengan optimalitasnya

  1. Klik tanda + atau Add File untuk menentukan file yang akan dikonversi
  2. Klik baris judul video yang akan dikonversi menjadi audio
  3. Klik Icon Convert untuk mengeksekusi perintah.

Yups! Setelah selesai melakukan konversi Audio (format defaultnya adalah .ogg). Ogg sendiri merupakan berkas audio dan video standart terbuka (OSS) yang dikembangkan oleh Xiph.org foundation.

Apabila kita mengkonversi file video jadi audio, kita dapat melakukan editing audio dengan menggunakan Audio Editor yang bernama Audacity

sudo apt-get install audacity

apabila berhasil, kita akan menemukannya pada Zorin Menu >>> Sound & Video >>> Audacity
Tampilan Awal Sound Editor yang bernama Audacity


Beres melakukan audio editing dan mau dengerin via audio player lain? Ups! Terbiasa pakai winamp n karena “tampilan” Rhytmbox Music Player kurang familiar, ada baiknya nyoba Audacious.

sudo apt-get install audacious

Screenshot di bawah ini akan menjelaskan bagaimana merubah Default Audacious menjadi “mirip” WinAmp pada Window$
Tahapan Merubah skin Audacious

  1. Tampilan Default (Awal)
  2. Klik View >>> Interface >>> winAmp Classic Interface.
  3. Hasil Akhir (sudah berubah)

Selesai sudah (hehe....) minimal untuk urusan audio (Sound). Sedangkan untuk Video Player, sebagaimana pada Window$ - kita mengenal VLC (VideoLAN) yang dapat langsung menginstalnya dengan perintah:

sudo apt-get install vlc

Untuk urusan Editing Video, kita bisa coba kino. Fiturnya lumayan baik dengan tampilan sederhana serta mudah dipahami. Lihat screenshot di bawah ini:
Video Editor KINO
Install dengan perintah seperti di bawah ini:
sudo apt-get install kino

Buat agan yang suka ngoprek PHP dan aplikasi-aplikasi berbasis WEB ada baiknya menghadirkan bluefish (meskipun hampir semua teks editor pada Linux OS mampu mengeksekusi banyak source code bahasa pemrogramman). Tapi untuk urusan coding PHP, HTML, CSS, Bluefish cukup mumpuni. Adapun cara install dan screenshot-nya sebagai berikut:

sudo apt-get install bluefish
Gambar Bluefish

Linux OS juga menyediakan aplikasi paint untuk edukasi anak. Tux Paint namanya. Sangat bagus untuk pembelajaran gambar-menggambar anak-anak kita. Lihat saja screenshotnya ini.
TUX PAINT

Selanjutnya, anda bisa mengeksplor sendiri keanekaragaman aplikasi-aplikasi Open Source yang berjalan di bawah Linux. Dan kita pun dapat melakukan instalasi secara serentak (bersamaan). Perhatikan perintah instalasi berikut ini:

sudo apt-get install inkscape gcompris blender vlc recordmydesktop

Artinya: kita meminta linux untuk mengeksekusi intalasi aplikasi inkscape, gcompris, blender, vlc, dan recordmydesktop...

Semoga Bermanfaat.

Kind Regards,


REFERENSI:
  1. http://zorin-os.com/
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Ogg


Minggu, 14 Juli 2013

Fedora 19 "Schrodinger's Cat" (part 2 - Basic User)


Bedanya Installer Linux (semua distro) dengan Window$ adalah: Linux OS biasanya disertai aplikasi-aplikasi “inti” yang langsung embended. Namun karena kali ini kita hanya akan mengulas soal fedora 19 “Schrodinger's Cat” maka persoalan kita akan semakin mengerucut. Untuk sementara (apabila Fedora 19 sudah terinstal pada komputer kita), beberapa aplikasi seperti pemutar Audio, Video, firefox browser, dan (Libre) Office sudah ikut terinstal.

Namun demikian masih ada beberapa fitur yang belum aktif. Kita ambil contoh untuk memutar film berformat mp4 atau.... coba mainkan musik berformat mp3. Mudah-mudahan nggak jalan (hehe....). Sip... jika biasa pake Ubuntu atau Keluarga Debian lainnya, kita mengenal Medibuntu. Di fedora, ada baiknya kita mulai dengan rpm-fusion (baik yang free maupun non free). Kalau bingung nyedot dari mana, coba saja yang INI.

Setelah itu kita bisa meng-unzip (extract) hasil unduhan tadi (rpmfusion_fc19.zip). Di dalam folder tersebut ada 2 (dua) buah file, yaitu: rpmfusion-nonfree-release-branched.noarch.rpm dan rpmfusion-free-release-branched.noarch.rpm. Klik kanan satu-persatu sambil memilih: Open With Software Install. Kemudian Klik kiri. Perhatikan Screenshot di bawah ini:
Gambar 01

Biasanya anda akan diminta memasukkan root password. Lakukan. Selanjutnya, kita dapat “bekerja” dengan Terminal dengan meng-klik Teks Activities di sudut kiri atas, lalu ketik terminal pada kolom Type to search seperti pada contoh di bawah ini:
 Gambar 02

Klik icon terminal yang tampak. Yups! Sekarang kita benar-benar siap untuk “bekerja” via terminal.

Ketik su pada terminal untuk “merubah” permission kita menjadi root (super user). Dan kita akan diminta untuk “mengisikan” password root. Lakukan (lihat contoh berikut:

[freeman@localhost ~]$ su

Password: 

freeman@localhost (pada komputer anda bisa apa saja, tergantung nama user dan hostname yang anda buat). Yang perlu diperhatikan adalah, setelah anda mengetikkan password dengan benar, maka tanda $ akan berganti menjadi # (yang berarti bahwa anda telah menjadi root). Ilustrasi di bawah ini akan lebih menjelaskan.

[root@localhost freeman]# 

Berikutnya, kita tinggal mengetikkan perintah-perintah sesuai keinginan. Misalnya kita hendak menambahkan beberapa repository “keseharian”. Ikuti langkah-langkah berikut ini (Copy paste juga boleh. Hehe....).


kemudian:
rpm --import /etc/pki/rpm-gpg/RPM-GPG-KEY-adobe-linux

 atau:

kemudian:
rpm --import /etc/pki/rpm-gpg/RPM-GPG-KEY-adobe-linux

 
Yang pertama, apabila anda menggunakan fedora 19 32bit dan yang kedua untuk fedora 19 64bit. Berguna untuk menambah repository dari mirror Adobe (diperlukan untuk melakukan instalasi flash player).

Untuk memastikan, ketik baris perintah seperti ini:

yum check-update

Lalu install Adobe Flash Player dengan perintah seperti ini:
yum install flash-plugin nspluginwrapper alsa-plugins-pulseaudio libcurl

Sip! Kita sekarang kita sudah bisa bermain Zynga Poker di facebook (haha....). Kemudian, kita dapat menambahkan repository google misalnya, dengan mengetikkan perintah seperti berikut:

vi /etc/yum.repos.d/google-chrome.repo

Kemudian isikan dengan kalimat-kalimat seperti ini:

[google-chrome] 
name=google-chrome - 32-bit
baseurl=http://dl.google.com/linux/chrome/rpm/stable/i386
enabled=1
gpgcheck=1
gpgkey=https://dl-ssl.google.com/linux/linux_signing_key.pub

Atau:

[google-chrome]
name=google-chrome - 64-bit
baseurl=http://dl.google.com/linux/chrome/rpm/stable/x86_64
enabled=1
gpgcheck=1
gpgkey=https://dl-ssl.google.com/linux/linux_signing_key.pub


lakukan update sekali lagi:

yum check-update

Oke. Sekarang coba kita implementasikan dengan melakukan instalasi google chrome dengan mengetikkan perintah:

yum -y install google-chrome-stable

Sip. Untuk urusan third party repository sementara kita cukupkan dulu, sekarang saatnya kembali ke habitat GUI (Graphical User Interfaces) dengan sekali jalan. Ketik perintah Yumex untuk melakukan instalasi package manager selaiknya Synaptic.

yum -y install yumex

Gunanya? Karena saya termasuk orang yang malas mengetik perintah-perintah pada terminal (Console) maka untuk urusan install dan uninstall saya serahkan pada Yumex. Anda pun dapat melakukkannya! Langkah pertama adalah dengan “memanggil” Yumex. Caranya? Sama seperti ketika kita memanggil terminal. Lihat screenshot berikut ini:
Gambar 03

Yups! Kita tinggal meng-klik Icon Yum Extender dan memasukkan password root untuk mengeksekusinya. Perhatikan baris-baris aplikasi yang tercetak merah. Artinya, aplikasi tersebut telah tersedia versi update-nya. Kita dapat melakukan update (peningkatan) dengan memberikan contreng di muka atau tidak sama sekali (membiarkannya).

Untuk melakukan instalasi aplikasi, minimal kita harus tahu nama aplikasinya. Sebagai contoh, saya akan memberikan beberapa nama aplikasi yang sering digunakan, seperti berikut ini:
  1. gimp (photoshop ala linux)
  2. inkscape (coreldraw ala linux)
  3. pidgin (yahoo messenger-nya linux)
  4. audacious (winamp-nya linux [KDE version])
  5. vlc (pemutar video open source dan anda pasti sudah mengenalnya dengan baik)
  6. dan masih banyak lagi.....
Sebagai contoh, kita akan mencoba melakukan instalasi aplikasi dia (sejenis visio >>> karena aplikasi-aplikasi yang saya sebut di atas sudah terinstal di komputer yang saya gunakan). Perhatikan screenshot berikut ini:
Gambar 04


Ketik dia seperti di atas, kemudian tekan Enter (perhatikan juga aplikasi-aplikasi yang tercetak merah di atas, adalah aplikasi-aplikasi di komputer saya yang telah tersedia versi update-nya [dapat ditingkatkan]).

Setelah menekan Enter, maka semua aplikasi (file) yang berhubungan dengan dia akan tampil. Kita tinggal “mencari” yang paling sesuai dengan keinginan kita. Pada kasus ini hanya dia saja. Maka hasilnya akan seperti ini:
Gambar 05
 
Contoh di atas, saya hanya memilih (dengan mencontreng) dia saja, kemudian meng-klik Apply di sudut kanan bawah Yum extender.

Setelah proses selesai. Kita coba memanggilnya dengan meng-klik Menu Activities dan mengetikkan dia. Yups! Artinya dia sudah terpasang pada komputer kita.
Gambar 06
 
Sip. Instalasi aplikasi-aplikasi lainnya dapat kita lakukan dengan cara yang sama. Untuk sementara, kita sudahi dulu tulisan mengenai fedora 19 “Schrodinger's Cat” basic ini. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan dengan yang lebih baik.

Semoga Bermanfaat.

Kind Regards.


REFERENSI:

  1. http://docs.fedoraproject.org/en-US/Fedora/19/html/Installation_Quick_Start_Guide/index.html
  2. http://www.if-not-true-then-false.com/2010/install-google-chrome-with-yum-on-fedora-red-hat-rhel/
  3. http://www.linuxbsdos.com/2013/07/07/4-third-party-repositories-to-enable-on-fedora-19/ 


Minggu, 07 Juli 2013

Fedora 19 "Schrodinger's Cat" (part 1 - Instalasi)


Di komputer (Laptop) yang saya gunakan, ada 3 sistem operasi (OS). Fedora, Linux Mint, dan Window$ 7. Sayangnya yang terakhir saya sebut adalah versi bajakan (huhuhu.......). Beberapa alasan (buat 'ngeles' kali ya?) sekedar informasi mengapa sampai ada 3 OS pada Laptop saya adalah:
  1. Saya kerja di Toko Komputer dan lebih dari 95% pelanggan kami menggunakan Window$ OS (terpaksa sedikit-sedikit saya harus mengerti apa itu patch, keygen, dan tentunya activator). Hal lainnya adalah Toko kami menggunakanan software Keuangan Original yang tentu saja sayang, jika tidak digunakan.
  2. Linux Mint. Karena anak-anak saya “tidak ingin” saya ajari Window$ (masalahnya saya belum mampu untuk mengkonsumsi produk Microsoft itu). Dan agar seluruh “hasil kerja” saya tidak acak-acakan (soalnya saya masih bodoh). Saya install game dan aplikasi-aplikasi edukasi serta aneka games, khusus buat mereka. Dan untuk mereka bereksplorasi tentu saja.
  3. FEDORA. Jangan ditanya. Sejak jamannya RedHeat, saya sudah jatuh cinta sama package manager rpm. Memang sempat absen lama sewaktu RedHeat “merubah” citra free-nya menjadi komersil. Tapi sejak suksesornya (sudah agak terlambat), merelease versi ke-10, saya kembali “bercinta” dengannya. 
Ok. Begitu kira-kira singkatnya histori penggunaan OS pada komputer-komputer yang saya gunakan. Khusus untuk Mint OS, saya sering gonta-ganti dengan “keluarga “ Linux yang lain.

Pada kesempatan kali ini, kita akan coba mengulas fedora 19 yang bernama “Schrodinger's Cat”. Dari awal tentu saja! Karena, sebagaimana anda, saya pun adalah seorang pemula (hehe... dari dulu sampai sekarang jadi pemula terus tuh).

Asumsi saya adalah: kita semua telah memiliki Live CD fedora 19 “Schrodinger's Cat”. Kalau belum, silahkan anda sedot dari SINI. Trus... siapkan partisi kosong, yang kalau mungkin, minimal 50GB (kalau nggak sampai segitu juga nggak apa. Coba saja dulu).

Setelah itu, kita dapat memindahkan booting komputernya ke CD atau DVD Rom pada komputer kita agar Live CD Fedora terbaca pertama kali. Seandainya sukses, maka akan muncul tampilan seperti ini:
 Gambar 01

Apabila telah muncul tampilan seperti di atas, tekan Enter saja. Dan Live CD fedora akan mulai “bekerja”. Sampai Nantinya akan muncul tampilan seperti ini:
Gambar 02

 
Klik Try Fedora untuk mencoba lebih dulu fitur-fitur default yang dimiliki oleh fedora 19 atau kilik install to Hard drive untuk mengeksekusi permintaan instalasi fedora OS. Asumsi saya, kita langsung melakukan instalasi fedora OS ini. Maka, yang tampil kemudian adala screenshot sebagai berikut:
Gambar 03

Di sini kita “ditawarkan” pilihan bahasa yang akan kita gunakan pada fedora yang akan kita install. Anda bisa memilih Bahasa Indonesia, jika memang itu yang anda kehendaki (saya sendiri membiarkannya default/English) agar cepat saja, bukan karena saya menguasai bahasa Inggris (hehe....). Kalau sudah,tekan Enter.

Tampilan berikutnya, sebenarnya, memerlukan konfigurasi detail. Tetapi karena asumsi kita adalah instalasi sederhana (tanpa koneksi jaringan dan internet). Maka kita “hanya” akan berkosentrasi ke tujuan instalasi (Installation Destination). Lihat Screenshot berikut ini:
Gambar 04


LOCALIZATION, SOFTWARE, dan KEYBOARD; pada kasus kali ini kita abaikan semua (alias Default atau kita “menguasakan sepenuhnya pada kebijakan fedora”) haha...... Kita akan fokus pada INSTALLATION DESTINATION (karena – saya sendiri – seringkali “terkecoh” oleh pengaturan partisi di sini).

Sekarang kita coba klik 2X tulisan: INSTALLATION DESTINATION. Maka – kira-kira akan tampil seperti Screenshot berikut:

Gambar 05


25.6GB, SATA HARDDISK, dan sda/25.6GB free yang tampak di atas bisa muncul apa saja dan berapa saja tergantung jenis harddisk dan kapasitas harddisk yang anda miliki..

Kemudian klik Full disk summary and bootloader seperti yang tampak pada screenshot di atas.

Kemudian, Klik Set as Boot Device seperti yang tampak pada gambar berikut:
Gambar 06


Setelah kita memilih harddisk dan bootloader, klik Close. Berikutnya akan begini:
Gambar 07

Klik (pilih) I want to review/modify my disk partitions before continuing seperti yang ditunjuk tanda panah warna merah. Kemudian klik Continue.

Gambar 08

Perhatikan Gambar 08 di atas. Akan sangat berbeda jika kita merubah sedikit Gambar 07 dengan mengganti Partition Scheme menjadi selain LVM (apabila anda pemula seperti saya, saya menyarankan untuk menggantinya). Bagian yang saya lingkari adalah partisi-partisi yang ada pada harddisk kita. Pilih partisi kosong yang telah anda buat sebelumnya (ini akan sangat membantu, bagi anda yang telah memiliki sistem operasi Window$. Atau anda yang ingin menggunakan Dual OS [Window$ dan Linux secara bersamaan] dalam satu Harddisk).

Kolom di sebelah kanan dapat anda isi dan sesuaikan.
  1. Name = dapat anda isi apa saja atau biarkan default (bawaannya)
  2. Mount Point = cukup anda isi dengan back slash (/) yang berarti root atau folder utama
  3. Label = dapat anda isi apa saja, misalnya: fedora (untuk menandakan nama OS yang anda instal pada partisi ini).
  4. Desired Capacity = kapasitas harddisk yang anda inginkan (isi saja dengan maksimumnya. Misalnya: 25.6 GB).
  5. Device Type = ganti LVM dengan standart partition misalnya.
  6. File System = ext4 (sama seperti contoh di atas)
  7. Volume group = fedora (sama seperti contoh gambar).

Klik Update setting. Kita akan diajak ke slide berikutnya seperti ini:
 
Gambar 09

Screenshot di atas menunjukkan bahwa proses instalasi sedang berjalan dan memberikan 2 peringatan pada kita. Lihat tanda seru pada ROOT PASSWORD dan USER CREATION. Klik satu persatu. Kemudian isikan root password yang diminta (minimal 8 karakter). Klik Done pada pojok kiri atas. Dan untuk menciptakan user, klik USER CREATION, maka anda akan mendapatkan slide isian seperti ini:
Gambar 10

Isikan Full name dengan nama anda atau apa saja (hindari penggunaan spasi). Username (biasanya mengikuti isian Full name anda) biarkan saja (atau anda ingin merubahnya dengan yang lain?). Kemudian berikan contreng pada Make this user administrator (apabila user yang anda buat ini juga user administrator), atau biarkan kosong tanpa contrengan. Lalu contreng pula Require a password to use this account (apabila anda menginginkan login dengan password), atau biarkan kosong tanpa contrengan. Selanjutnya isikan password (tentu saja yang berbeda dengan password root yang telah anda ciptakan). Ulangi lagi password anda sebagai langkah konfirmasi (Confirm password). Klik Done apabila sudah selesai.

Lihat Slide berikutnya. Biarkan sampai proses selesai seperti ini:
Gambar 11

Apabila sudah (perhatikan keterangan Complete!). Lalu Klik Quit. Apa yang terjadi? Jika anda diminta Reboot (Restart) Lakukan! (dan keluarkan Live CD fedora anda dari CD/DVD ROM).

Kemudian anda akan menemukan tampilan Grub yang meminta anda untuk memilih salah satu sistem operasi yang ada pada komputer anda. Arahkan dengan menggunanakan tanda panah pada keyboard anda untuk memilih, kemudian tekan Enter (Default-nya grub akan menjadikan fedora sebagai booting pertama dan anda tinggal menekan Enter untuk mengeksekusinya).


Gambar 12
Well Done! Anda telah berhasil melakukan instalasi fedora 19 “Schrodinger's Cat”. Klik WELLDONE dan masukkan password yang telah anda buat (apabila anda membuatnya).
Semoga Bermanfaat.


Kind Regards


REFERENSI:
  1. http://docs.fedoraproject.org/en-US/Fedora/19/html/Release_Notes/
  2. http://www.if-not-true-then-false.com/2013/fedora-19-schrodingers-cat-install-guide/
  3. http://en.wikipedia.org/wiki/Fedora_%28operating_system%29

Kamis, 04 Juli 2013

Console for Beginner (Mint part 2)


Bahasa Inggris? Nggak koq.... Judul mah bisa apa saja, yang penting gaya gitu lho... (haha...).
Kalau sebelumnya saya memperkenalkan Linux Mint dari sisi Grafis atau GUI (Graphical User Interfaces). Biar lengkap, sekarang kita akan berkenalan dengan Console (konsol) atau Terminal. Dimana kita melakukan “segala” sesuatunya melalui baris-baris perintah. Dari soal install dan uninstall sampai ke soal konfigurasi sistem.

Yups! Zaman dahulu kala (hehe...) ketika sistem operasi Linux pertama kali muncul, hampir seluruh instruksi dilakukan via terminal (Console). Saat ini Linux sudah jadi “sangat mudah”. Para pengembang telah “memoles” wajah Linux dengan begitu sempurna, hingga Desktop Linux (distro manapun) tidak kalah indah dengan Desktop Window$ besutan Microsoft. KDE dan Gnome merupakan “pemain-pemain” gaek pada sistem Operasi Linux. Setelah XFCE dan LXDE, kini Mint kembali membuat gebrakan dengan mengadopsi Cinnamon dan MATE sebagai Desktop Default mereka.

So.... kalau begitu, buat apa susah-susah pake belajar bahasa perintah (terminal) segala? Toh lewat GUI semua sudah bisa beres. Ups! Tidak semuanya benar. Konon pada Linux tidak dikenal yang namanya sistem. Semua “dianggap” file oleh si Pinguin ini. Dan satu hal yang harus kita yakini adalah bahwa “bahasa” perintah Linux sangat powerfull. Apa yang tidak dapat kita lakukan lewat GUI dapat kita eksekusi melalui terminal. Begitu dahsyatnya sistem operasi Linux, sehingga banyak perusahaan-perusahaan “besar” mempercayakan Linux sebagai sistem operasi utama (Server) mereka.

Lepas dari itu semua, kali ini kita hanya akan membahas perintah-perintah dasar pada Linux Mint 2013. Asumsinya adalah Mint telah terinstall pada komputer anda. Sekarang klik Menu (pojok kiri bawah), kemudian pilih Accessories. Di sana kita akan melihat Terminal. Klik Terminal atau agar lebih mudah “memanggilnya”, klik kanan mouse anda, kemudian pilih Add to panel. Nah, seharusnya kita dapat menemukan icon Terminal pada panel utama kita (perhatikan Screenshot berikut ini).


 

Perhatikan kalimat pertama yang muncul:

freeman merupakan nama Home saya saat ini dan @mgtech merupakan nama Hostname saya. Sedangkan tanda $ menunjukkan permission sekarang. Pada komputer anda, freeman dan @mgtech bisa tampil apa saja sesuai username (nama home) dan domain name (nama domain) yang anda ciptakan pada saat installasi OS. Simbol $ akan kita bahas kemudian.

Ok. Asumsi berikutnya adalah anda telah terhubung dengan internet. Lakukan update untuk mengetahui aplikasi-aplikasi apa saja yang telah tersedia update-nya, atau untuk meng-update aplikasi-aplikasi terbaru pada daftar repository mint. Dengan mengetikkan baris perintah berikut ini:
sudo apt-get update

Berikut screenshotnya.


Lihat kalimat :
[sudo] password for freeman:

Artinya, kita diminta untuk mengetikkan password (sandi) yang telah kita buat sebelumnya. Lakukan! Kemudian tekan Enter. Apabila password anda benar, seharusnya Mint akan mengeksekusi aplikasi-aplikasi dari mirror repository “terdaftar”. Anda tinggal menunggunya sampai proses selesai. Saat ini anda dapat meningkatkan “status” aplikasi yang ada pada Mint anda. Ketik perintah berikut:

sudo apt-get upgrade

CAT:
Apabila kita memiliki “keterbatasan” pada akses internet, perintah upgrade dapat diabaikan untuk sementara. Lakukan saja hal-hal lain yang lebih diperlukan, seperti – misalnya – melengkapi aplikasi-aplikasi pada Mint kita.
Anda bisa “menambahkan” Inkscape misalnya (aplikasi sejenis coreldraw) dengan mengetikan perintah:

sudo apt-get install inkscape

atau installasi beberapa aplkasi sekaligus dengan menekan spacebar+nama_aplikasi yang anda inginkan seperti contoh dibawah ini:

sudo apt-get install inkscape gparted bluefish

baris perintah di atas menunjukan permintaan instalasi aplikasi inkscape, gparted (aplikasi pengelola partisi) dan bluefish (aplikasi teks editor untuk kebutuhan coding). Perhatikan screenshot di bawah ini:
Perhatikan baris-baris yang saya berikan tanda panah;
  1. Mint menjelaskan pada kita bahwa aplikasi inkscape sudah ada pada komputer yang saya gunakan.
  2. Sedangkan aplikasi bluefish membutuhkan beberapa paket aplikasi lain (depedencies / ketergantungan). Serta kita disarankan untuk menginstall beberapa aplikasi tambahan lainnya untuk melengkapi aplikasi bluefish yang kita minta.
  3. Gparted tidak tampak karena semua yang “berhubungan” dengan gparted sudah ada pada komputer yang kita gunakan.
  4. Baris terakhir pada screenshot di atas : Mint kembali meminta konfirmasi kita untuk melanjutkan atau tidak permintaan instalasi kita. Apabila Ya, kita tinggal mengetikkan huruf y+enter (atau untuk membatalkan: n+enter).

Sedangkan untuk uninstall, caranya sama, yaitu:
sudo apt-get remove bluefish

Sampai disini mudah-mudahan bisa dipahami.

Cara berikutnya, yang sangat penting pada Mint (dan semua distro Linux) adalah soal permission. Linux membedakan antara pengguna “biasa” dan pengguna “super” atau administrator. Ilustrasi ringkasnya adalah kata sudo pada setiap perintah yang menyangkut “perubahan” konfigurasi sistem (perhatikan perintah-perintah instalasi di atas).

Konon sudo adalah kependekan dari kata super user doing (mudah-mudahan bener ya...). Dan jika kita belum menambahkan password dan/atau permission untuk root, maka perintah sudo akan berbanding lurus dengan perintah root. Apa itu root? Pada wikipedia indonesia dijelaskan sebagai “inti dari sistem berkas” saya sendiri mengandaikan root sebagai “tuhannya” sistem operasi Linux.

Untuk saat ini kita tidak membahas tentang definisi root ini (atau anda bisa membacanya di sini. Sekarang, apabila kita belum “menciptakan” root – biasanya untuk alasan keamanan – kita dapat membuatnya dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Sudo passwd root (tekan enter)
kemudian masukkan password sudo yang anda miliki. Kita akan diminta untuk untuk memasukkan password baru (new unix password) yang merupakan password root kita. Screenshot berikut akan lebih menjelaskan.

Keterangan Gambar:
  1. Perintah membuat password root
  2. Isikan dengan password sudo yang telah kita miliki
  3. Isi dengan password baru (password root kita)
  4. Ulangi sekali lagi sebagai langkah konfirmasi
  5. Keterangan bahwa password root kita telah berhasil dibuat

password root secara default merupakan akun yang memiliki hak akses penuh terhadap semua perintah dan file pada sistem operasi UNIX seperti Linux atau lainnya. Direktori root merupakan direktori tingkat atas pada suatu sistem, dimana semua direktori, termasuk subdirektori mereka berada di bawahnya. Biasanya root hanya ditandai dengan slash ( \ ).

Di sini kita tidak akan membahas soal root terlalu jauh. Kita hanya akan mempraktekkan kapan dan bilamana kita “menggunakan” akun root ini. Ada beberapa point yang saya ketahui soal root ini. Khusus untuk Mint (kemungkinan besar juga seluruh 'keluarga' Debian) penggunaan Synaptic tidak memerlukan password root (cukup dengan password user atau sudo). Berbeda dengan fedora, untuk memanfaatkan Yumex (package manager seperti synaptic) kita diharuskan menggunakan password root.

Ok. Langsung ke TKP boss....
Ingat perintah install dan uninstall di awal-awal tulisan ini? Kita lakukan sekali lagi dengan “memanggil“ root terlebih dulu seperti berikut (masuk ke terminal lebih dulu). Kemudian ketik:

su (enter)

kita akan diminta untuk memasukkan password (Lihat screenshot di bawah ini)


Perhatikan
  1. Kita mulai “memanggil” root dengan mengetikkan perintah su diikuti dengan menekan enter
  2. Kita diminta untuk memasukkan password. Pada kasus ini saya coba memasukkan password user.
  3. Hasilnya, Mint “menolak” password kita dengan memberikan keterangan “Authentication failure”
  4. Kita coba memanggil root sekali lagi
  5. Kali ini kita isi/ketik dengan password root yang telah kita buat
  6. Perhatikan, tanda $ telah berubah menjadi tanda # (yang artinya kita sudah berada di “zona” root).

Lalu apalagi? Ya begitu saja (haha......)
Yups! Bagaimana kalau kita coba melakukan instalasi seperti sebelumnya. Misalnya, kita akan menambahkan aplikasi dia (sejenis Visio) pada Mint yang kita miliki. Dan kita akan melakukannya tanpa perintah sudo.

apt-get install dia >> Enter (apa yang terjadi?)

Screenshot di atas menjelaskan:
  1. Perintah apt-get install (dan perintah-perintah lain yang akan mempengaruhi sistem) tidak dapat dieksekusi tanpa mengikutsertakan perintah sudo.
  2. Mint menjelaskan mengapa perintah yang kita buat tidak dapat dieksekusi. Kalimat terakhir pada baris pertama menerangkan bahwa kita bukan atau tidak memiliki permission untuk mengeksekusi perintah. Sedangkan pada baris kedua, Mint menanyakan, apakah kita adalah root?
  3. Jika kita adalah root, maka kita akan memberikan perintah su (super user) dan Mint akan meminta kita untuk memberikan (mengisi) password. Lakukan!
  4. Perhatikan, tanda $ telah berubah menjadi tanda # (yang berarti kita sudah menjadi root). Ulang kembali perintah instalasi yang sebelumnya tidak dapat dieksekusi, maka Mint akan “mengerjakannya” dengan baik sebagaimana tampak pada screenshot di atas.

Catatan:
  • Meskipun akses root merupakan satu-satunya jawaban untuk melakukan apa saja yang berhubungan dengan sistem. Ada baiknya kita menggunakannya secerdas mungkin. Dampak yang sangat fatal sangat mungkin terjadi apabila kita salah dalam memberikan perintah.

Selanjutnya, anda dapat bereksplorasi sendiri dengan dan tanpa menjadi root. Silahkan coba dengan melakukan instalasi mc (midnight commander) dan memanggilnya (mc adalah aplikasi yang sangat mirip dengan norton commander).

Sampai di sini dulu. Semoga bermanfaat.

Kind Regards.

REFERENSI: