Zorin OS yang konon mirip
Window$ 7 ini, ujung-ujungnya juga satu keluarga dengan Ubuntu. Yang
menarik, selain repository dari third party (pihak ketiga) sudah
banyak yang di embended, adalah belum “diaktifkannya canonical
pada settingan default. Selebihnya – saya rasa – sama saja dengan
Ubuntu maupun Mint.
Barangkali karena itu
pula kita tidak akan membahas fitur bawaan dari Zorin OS ini. Namun
sebagai acuan, ada baiknya saya tampilkan desktop default Zorin OS
pasca instalasi, sebagaimana tampak pada screenshot di bawah ini.
Desktop Zorin OS yang mirip dengan Window$ 7
Pemahaman kita pada
“keluarga” Debian barangkali “lebih baik” tinimbang distro
Linux lainnya. Debian, Ubuntu, dan Mint misalnya. Ketiga Distro
tersebut hampir bisa dipastikan selalu berada pada 10 besar versi
Distrowatch,
minimal 5 tahun terakhir ini.
Debian, sepengetahuan
saya sejak Debian 5 “Lenny” sampai Debian 7 “Wheezy” (yang
sekarang) kembali “ramai” dan tampak sangat signifikan
perkembangannya. Ubuntu, siapa yang tidak kenal pada distro Linux
yang satu ini. Sempat menjadi “raja diraja” dalam kurun yang
sangat lama pada Distrowatch. Sedangkan Mint, saat ini malah
menduduki peringkat pertama, menyalip distro induknya, Ubuntu –
yang saat ini kembali “membayangi” di peringkat kedua (menggeser
pendatang baru, Mageia).
Menyusul fedora,
OpenSUSE, Arch, dan lainnya. Zorin OS sendiri, pada saat tulisan ini
dibuat, berada di posisi ke 12 (dua belas). Terlepas dari ke
bhinekaan Distro Linux OS ini. Dan aplikasi-aplikasi standart yang
biasanya sudah embended pada Installer Default (bawaan), kita akan
berkenalan dengan beberapa aplikasi “tambahan” yang memiliki
fitur setara dengan aplikasi komersil versi Window$.
Meskipun saya
mengimplementasikannya via Zorin OS. Aplikasi-aplikasi yang akan kita
ulas, kebanyakkan juga dapat berjalan dengan baik pada distro Linux
lainnya.
Sound Converter:
sudo apt-get
soundconverter
Sebuah Audio Converter
yang cukup baik untuk urusan konversi file-file berformat Video
menjadi Audio. Lihat Screenshotnya di bawah ini:
Kesederhanaan Tampilan
soundconverter beda dengan optimalitasnya
- Klik tanda + atau Add File untuk menentukan file yang akan dikonversi
- Klik baris judul video yang akan dikonversi menjadi audio
- Klik Icon Convert untuk mengeksekusi perintah.
Yups! Setelah selesai
melakukan konversi Audio (format defaultnya adalah .ogg). Ogg sendiri
merupakan berkas audio dan video standart terbuka (OSS) yang
dikembangkan oleh Xiph.org foundation.
Apabila kita mengkonversi
file video jadi audio, kita dapat melakukan editing audio dengan
menggunakan Audio Editor yang bernama Audacity
sudo apt-get install
audacity
apabila berhasil, kita
akan menemukannya pada Zorin Menu >>> Sound & Video >>>
Audacity
Tampilan Awal Sound Editor yang bernama Audacity
Beres melakukan audio
editing dan mau dengerin via audio player lain? Ups! Terbiasa pakai
winamp n karena “tampilan” Rhytmbox Music Player kurang familiar,
ada baiknya nyoba Audacious.
sudo apt-get install
audacious
Screenshot di bawah ini
akan menjelaskan bagaimana merubah Default Audacious menjadi “mirip”
WinAmp pada Window$
Tahapan Merubah skin Audacious
- Tampilan Default (Awal)
- Klik View >>> Interface >>> winAmp Classic Interface.
- Hasil Akhir (sudah berubah)
Selesai sudah (hehe....)
minimal untuk urusan audio (Sound). Sedangkan untuk Video Player,
sebagaimana pada Window$ - kita mengenal VLC (VideoLAN)
yang dapat langsung menginstalnya dengan perintah:
sudo apt-get install vlc
Untuk urusan Editing
Video, kita bisa coba kino. Fiturnya lumayan baik dengan tampilan
sederhana serta mudah dipahami. Lihat screenshot di bawah ini:
Video Editor KINO
Install dengan perintah
seperti di bawah ini:
sudo apt-get install kino
Buat agan yang suka
ngoprek PHP dan aplikasi-aplikasi berbasis WEB ada baiknya
menghadirkan bluefish (meskipun hampir semua teks editor pada Linux
OS mampu mengeksekusi banyak source code bahasa pemrogramman). Tapi
untuk urusan coding PHP, HTML, CSS, Bluefish cukup mumpuni. Adapun
cara install dan screenshot-nya sebagai berikut:
sudo apt-get install
bluefish
Gambar Bluefish
Linux OS juga menyediakan
aplikasi paint untuk edukasi anak. Tux Paint namanya. Sangat bagus
untuk pembelajaran gambar-menggambar anak-anak kita. Lihat saja
screenshotnya ini.
TUX PAINT
Selanjutnya, anda bisa
mengeksplor sendiri keanekaragaman aplikasi-aplikasi Open Source yang
berjalan di bawah Linux. Dan kita pun dapat melakukan instalasi
secara serentak (bersamaan). Perhatikan perintah instalasi berikut
ini:
sudo apt-get install
inkscape gcompris blender vlc recordmydesktop
Artinya: kita meminta
linux untuk mengeksekusi intalasi aplikasi inkscape, gcompris,
blender, vlc, dan recordmydesktop...
Semoga Bermanfaat.
Kind Regards,
REFERENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar